Selasa, 20 Januari 2009

Pelestarian Alam, Pesisir Panceng Ditanami Mangrove

GRESIK, SELASA - Keberadaan mangrove di pesisir utara Gresik saat ini terancam punah. Mangrove tersebut tidak terurus dan tidak lebih dari satu persen dari panjang pantai Gresik, Jawa Timur.
Mangrove sebagai ekosistem hutan pantai ini memiliki fungsi penting sebagai pelindung pantai dari ancaman ombak dan tsunami. Selain fungsi fisik melindungi pantai, mangrove berperan penting sebagai habitat biota bernilai ekonomis seperti ikan, udang dan kepiting.
Sebagai upaya untuk melestarikan mangrove 40 pelajar dari Tim Ijo SMA Assa adah Bungah, Gresik Selasa (20/1) menaman mangrove di kawasan pantai pasir putih Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng. Seratusan mangrove jenis bakau (Rhizopora mucron ata) ditanam sepanjang pantai Campurejo.
Guru pembimbing Pendidikan Lingkungan Hidup SMA Assa'adah, Saidatul Maziyah mengatakan penanaman mangrove itu merupakan bentuk kepedulian sekolah pada pelestarian mangrove di Gresik khususnya di wilayah Panceng yang saat ini terancam. "Upaya penanaman ini juga akan dilakukan pada kawasan-kawasan pantai yang terancam," katanya.
Kegiatan penanaman mangrove mendapat sambutan positif dari warga. Warga setempat mengerti manfaat ekonomis dari mangrove. kepala Dusun Sidorejo Desa Campurejo Kecamatan Panceng, Misbahul Munif menuturkan kegiatan penanaman mangrove oleh pelajar SMA Assa'adah sangat bermanfaat karena selama ini mangrove yang sudah ada membawa dampak positif bagi para nelayan.
Pelajar SMA Assa'adah Bungah menemukan potensi wisata lingkungan mangrove yang bisa dijadikan wahana pendidikan muatan lokal tentang pesisir pantai. Hal itu bisa mendukung program Pendidikan Nasional Gresik yang mengharuskan adanya pelajaran lingkungan hidup satu jam per minggu di setiap sekolah di Gresik. Kondisi Mangrove di Desa Campurejo perlu dilestarikan dan dikembangkan agar ideal sebagai sarana belajar dan laboratorium alam.
Sebelum penanaman mangrove, 40 pelajar anggota Tim Ijo SMA Assa'adah dibekali dengan materi tentang mangrove. Mereka dibekali wawasan pengetahuan dasar dan teknik penanaman mangrove dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton). Ketua Tim Ijo SMA Assa'adah, Mohammad Ubaidillah siswa kelas XII IPS berharapa kegiatan itu dilakukan berkesinambungan. Materi yang diberikan kepada peserta antara lain pengertian ekosistem mangrove, fungsi penting mangrove, jenis-jenis biota dan manfaat ekonomis mangrove bagi perikanan.
Direktur Eksekutif Ekoton, Prigi Arisandi mengatakan kegiatan seperti itu akan mendekatkan pelajar dengan masalah lingkungan yang faktual terjadi disekitar mereka. "Selama ini pelajar disuguhi dengan materi lingkungan yang tidak mereka alami atau tidak me reka rasakan setiap hari sehingg terkadang tidak nyambung," Ujar Prigi.
Prigi menambahkan melalui kegiatan langsung melihat realitas lapangan pelajar diajak langsung mengenal masalah lingkungan di sekitar mereka dan memberikan solusi bagi masalah tersebut. Dari kegiatan lapangan, pelajar menemukan fakta keberadaan mangrove di Panceng terancam punah.
Mangrove terancam punah diantaranya akibat banyaknya bangunan pemukiman dan tidak adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten Gresik yang melindungi keberadaan mangrove sehingga ditebangi. Kali ini pelajar menemukan enam jenis flora mangrove, diantaranya pohon api-api (Avicennia marina), bakau (Rhizophora mucronata), bakau merah (Rhizophora apiculata), Bogem (Sonneratia caseolaris), gedangan (Aegiceras corniculatum) dan Bako wedok(Bruguiera cylindrica).
Menurut Wakil Tim Ijo SMA Assa'adah Bungah, Fitriyah, lokasi hutan mangrove yang tersisa di Desa Campurejo bisa dijadikan laboratorium alam dan difungsikan sebagai wahana wisata bermuatan pendidikan lingkungan. "Kami akan mengusulkan ide mangrove sebagai laboratorium alam kepada Dinas Pendidikan Gresik dan Dinas Lingkungan Gresik," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar